Sabtu, 20 Juli 2013

KESAKSIAN IBLIS

Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal r.a., dari
Ibnu Abbas r.a. yang berkisah:
Kami bersama Rasulullah SAW di rumah
salah seorang sahabat Anshar, dimana saat
itu kami di tengah-tengah jamaah. Lalu ada
suara orang memanggil dari luar, “Wahai
para penghuni rumah, apakah kalian
mengizinkanku masuk, sementara kalian
butuh kepadaku?”. Rasulullah SAW bertanya
kepada para jamaah, “Apakah kalian tahu,
siapa yang memanggil dari luar itu?”.
Mereka menjawab, “Tentu Allah SWT dan
Rasul-Nya lebih tahu”. Lalu Rasulullah SAW
menjelaskan, “Ini adalah iblis yang terkutuk -
semoga Allah senantiasa melaknatnya”.
Kemudian Umar r.a. meminta izin kepada
Rasulullah sembari berkata, “Ya Rasulullah,
apakah engkau mengizinkanku untuk
membunuhnya?”.
Nabi SAW menjawab, “Bersabarlah wahai
Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia
termasuk mahluk yang tertunda kematiannya
sampai batas waktu yang telah diketahui (hari
Kiamat)?
Akan tetapi sekarang silakan kalian
membukakan pintu untuknya sebab ia
diperintahkan untuk datang kesini, maka
pahamilah apa yang diucapkan dan
dengarkan apa yang bakal ia ceritakan
kepada kalian.”
Ibnu Abbas berkata: Kemudian dibukakan
pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah kami.
Ternyata ia berupa orang yang sudah tua
bangka dan buta sebelah mata. Ia berjenggot
sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya
seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya
terbelah ke atas tidak ke samping, sedangkan
kepalanya seperti gajah yang sangat besar,
gigi taringnya memanjang keluar seperti babi,
sementara kedua bibirnya seperti bibir
kerbau.
Ia datang sambil memberi salam,
“Assalamu’alaika ya Muhammad,
Assalamu’alaikum ya jamaa’atal-muslimin.”
kata Iblis.
Nabi SAW menjawab, “Assalamu lillah ya
la’iin (keselamatan hanya milik Allah wahai
makhluk yang terkutuk). Saya mendengar
engkau punya keperluan kepada kami. Apa
keperluan tersebut wahai iblis?”.
“Wahai Muhammad, saya datang ke sini
bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya
datang ke sini karena terpaksa”, tutur iblis.
“Apa yang membuatmu terpaksa harus
datang ke sini wahai mahluk terkutuk?” tanya
Rasulullah SAW.
Iblis menjawab, “Telah datang kepadaku
seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan
Yang Maha Agung, dimana utusan itu
berkata kepadaku, ‘Sesungguhnya Allah SWT
memerintahmu untuk datang kepada
Muhammad SAW sementara engkau adalah
mahluk yang rendah dan hina. Engkau harus
memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau
menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam
AS, bagaimana engkau membujuk dan
merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab
segala apa yang ditanyakan Muhammad
SAW dengan jujur. Maka demi Kebesaran
dan Keagungan Allah SWT, jika engkau
menjawab dengan bohong, sekalipun hanya
sekali, sungguh engkau akan Allah SWT
jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh
angin kencang, dan musuh-musuhmu akan
merasa senang”.
Wahai Muhammad, maka sekarang saya
datang kepadamu sebagaimana yang
diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa
saja yang engkau inginkan. Kalau sampai
saya tidak menjawab dengan jujur, maka
musuh-musuhku akan merasa senang atas
musibah yang bakal saya terima. Sementara
tidak ada beban yang lebih berat bagiku
daripada bersenangnya musuh-musuhku atas
musibah yang menimpa diriku”.
Rasulullah SAW mulai melemparkan
pertanyaan kepada iblis, “Jika engkau bisa
menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan
kepadaku, siapa orang yang paling engkau
benci?”.
Iblis menjawab dengan jujur, “Engkau, wahai
Muhammad, adalah orang yang paling aku
benci dan kemudian orang-orang yang
mengikuti agamamu”.
“Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?”
tanya Rasulullah SAW.
“Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia
mencurahkan dirinya hanya kepada Allah
SWT,” jawab iblis.
“Siapa lagi?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang alim yang wara’ (menjaga diri dari
syubhat) lagi sabar,” jawab iblis.
“Siapa lagi?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang senantiasa melanggengkan
kesucian dari tiga kotoran (hadats besar,
kecil, dan najis),” tutur iblis.
“Siapa lagi?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang
tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada
siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan
penderitaan yang dialaminya,” jawab iblis.
“Lalu dari mana engkau tahu kalau ia
bersabar?,” tanya Rasulullah SAW.
“Wahai Muhammad, bila ia masih dan
pernah mengeluhkan penderitaannya kepada
mahluk yang sama dengannya selama tiga
hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat
perbuatannya dalam kelompok orang-orang
yang bersabar” jelas iblis.
“Lalu siapa lagi wahai iblis?” tanya
Rasulullah SAW.
“Orang kaya yang bersyukur,” tutur iblis.
“Lalu apa yang bisa memberi tahu
kepadamu, bahwa ia bersyukur?” tanya
Rasulullah SAW.
“Bila saya melihatnya ia mengambil
kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan
dan kemudian disalurkan pada tempatnya,”
tutur iblis.
“Bagaimana kondisimu apabila ummatku
menjalankan shalat?” tanya Rasulullah SAW.
“Wahai Muhammad, saya langsung merasa
gelisah dan gemetar,” jawab iblis.
“Mengapa wahai mahluk yang terkutuk?”
tanya Rasulullah SAW.
“Sesunguhnya apabila seorang hamba
bersujud kepada Allah SWT sekali sujud,
maka Allah SWT akan mengangkat satu
derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa,
maka saya terikat sampai mereka berbuka
kembali. Apabila mereka menunaikan
manasik haji, maka saya jadi gila.
Apabila mereka membaca Al-Qur’an, maka
saya akan meleleh (mencair) seperti timah
yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka
bersedekah maka seakan-akan orang yang
bersedekah tersebut mengambil kapak lalu
memotong saya menjadi dua,” jawab iblis.
“Mengapa demikian wahai Abu Murrah
(julukan iblis)?” tanya Rasulullah SAW.
“Sebab dalam sedekah ada empat perkara
yang perlu diperhatikan; Dengan sedekah itu,
Allah SWT akan menurunkan keberkahan
dalam hartanya, menjadikan ia disenangi di
kalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu
pula Allah SWT akan menjadikan suatu
penghalang antara neraka dengannya dan
akan menghindarkan segala bencana dan
penyakit,” tutur iblis menjelaskan.
“Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu
Bakar?” tanya Rasulullah SAW.
“Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat
kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam,”
tutur iblis.
“Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?”
tanya Rasulullah SAW.
“Demi Allah SWT, setiap kali saya bertemu
dengannya, mesti akan lari darinya,” jawab
iblis.
“Bagaimana dengan Utsman?,” tanya
Rasulullah SAW.
“Saya merasa malu terhadap orang yang
para malaikat saja malu kepadanya,” jawab
iblis.
“Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?”
tanya Rasulullah SAW.
“Andaikan saya bisa selamat darinya dan
tidak pernah bertemu dengannya, ia
meninggalkanku dan saya pun
meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah
melakukan hal itu sama sekali,” tutur iblis.
“Segala puji bagi Allah SWT yang telah
menjadikan ummatku bahagia dan
mencelakakanmu sampai pada waktu yang
ditentukan,” tutur Rasulullah SAW.
“Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu
bisa bahagia sementara saya senantiasa
hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang
telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa
bahagia terhadap ummtmu, sementara saya
bisa masuk kepada mereka melalui aliran
darah dan daging, sedangkan mereka tidak
melihatku. Demi Tuhan yang telah
menciptakanku dan telah menunda kematianku
sampai pada hari mereka dibangkitkan
kembali (Kiamat), sungguh saya akan
menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang
bodoh maupun yang alim, yang awam
maupun yang bisa membaca Al-Qur’an, yang
nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali
hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis
murni,” tutur iblis.
“Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah
SWT yang mukhlis itu?” tanya Rasulullah
SAW.
Iblis menjawab dengan panjang lebar,
“Apakah engkau tidak tahu wahai
Muhammad, bahwa orang yang masih suka
dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa
murni karena Allah SWT. Apabila saya
melihat seseorang sudah tidak menyukai
dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji,
maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang
mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan.
Sesungguhnya seorang hamba selagi masih
suka harta dan pujian, sedangkan hatinya
selalu bergantung pada kesenangan-kese
nangan duniawi, maka ia akan lebih taat
kepadaku daripada orang-orang yang telah
saya jelaskan kepadamu.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang
paling besar? Apakah engkau tidak tahu
wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan
adalah termasuk dosa yang paling besar?
Apakah engkau tidak tahu saya memiliki tujuh
puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari
jumlah tersebut memiliki tujuhpuluh ribu
setan. Diantara mereka ada yang sudah saya
tugaskan untuk menggoda ulama, ada yang
saya tugaskan untuk menggoda para pemuda,
ada yang saya tugaskan untuk menggoda
orang-orang yang sudah tua. Anak-anak
muda bagi kami tidak masalah, sedangkan
anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan
sekehendak saya. Di antara mereka juga ada
yang saya tugaskan untuk menggoda orang-
orang yang tekun beribadah, dan ada juga
yang saya tugaskan untuk menggoda orang-
orang zuhud. Mereka keluar-masuk dari
kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke
pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan
menggunakan cara apapun. Saya ambil dari
mereka nilai keikhlasan dalam hatinya,
sehingga mereka beribadah kepada Allah
dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak
merasakan hal itu.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang
berbuat ikhlas karena Allah selama tujuh
puluh tahun, sehingga dengan doanya ia
sanggup menyelamatkan orang-orang yang
sakit. Akan tetapi saya tidak berhenti
menggodanya sehingga ia sempat berbuat
zina dengan seorang perempuan, membunuh
orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah
yang disebutkan oleh Allah SWT dalam kitab-
Nya dengan firman-Nya: “(Bujukan orang-
orang munafik itu adalah) seperti (bujukan)
setan ketika dia berkata kepada manusia:
‘Kafirlah kamu’, maka tatkala manusia itu
telah kafir ia berkata, ‘sesungguhnya aku cuci
tangan darimu, karena sesungguhnya aku
takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam’”.
(QS. Al-Hasyr: 16).
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah
yang berbohong
pertama kali. Orang yang berbohong adalah
temanku. Barangsiapa bersumpah atas nama
Allah dengan berbohong maka ia adalah
kekasihku. Apakah engkau tidak tahu wahai
Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah
kepada Adam dan Hawa dengan atas nama
Allah, “Bahwa saya akan memberi nasihat
kepada kalian berdua”. Maka sumpah bohong
itu menyenangkan hatiku. Sedangkan
menggunjing dan mengadu domba adalah
buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian
dusta adalah penyejuk mataku dan
kesenanganku. Barangsiapa bersumpah
dengan menceraikan istrinya (talak) maka
hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun
hanya sekali. Andaikan itu benar, yang
karenanya orang membiasakan lidahnya
mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan
menjadi haram.
Kemudian dari pasangan tersebut
menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat
nanti yang semuanya hasil dari anak-anak
zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka
hanya gara-gara satu ucapan. Wahai
Muhammad, sesungguhnya di antara
ummatmu ada orang yang menunda-nunda
shalatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia
hendak menjalankan shalat maka saya selalu
berada padanya dan mengganggu sembari
berkata kepadanya, “Masih ada waktu,
teruskan engkau sibuk dengan urusan dan
pekerjaan yang engkau lakukan” sehingga ia
menunda shalatnya, dan kemudian shalat
diluar waktunya. Akibatnya dengan shalat
yang dikerjakan di luar waktunya itu akan
dipukul di kepalanya. Kalau saya merasa
kalah, maka saya mengirim kepadanya salah
seorang dari setan-setan manusia yang akan
menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha
itu saya masih kalah, maka saya tinggalkan
sampai ia menjalankan shalat. Ketika dalam
shalatnya saya berkata kepadnya, “Lihatlah
ke kanan dan ke kiri”. Akhirnya ia melihat.
Maka pada saat itu wajahnya saya usap
dengan tangan saya, kemudian saya
menghadap di depan matanya sembari
berkata, “engkau telah melakukan apa yang
tidak akan menjadi baik selamanya”. Wahai
Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang
banyak menoleh dalam shalatnya, Allah akan
memukul kepalanya dengan shalat tersebut.
Kalau dalam shalat ia sanggup mengalahkan
saya, sementara ia shalat sendirian, maka
saya perintahkan untuk tergesa-gesa. Maka ia
mengerjakan shalat seperti ayam yang
mencocok benih-benih untuk dimakan dan
segera meninggalkannya.
Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan
shalat berjamaah, maka saya kalungkan
rantai dilehernya.
Ketika ia sedang ruku’ saya tarik kepalanya
ke atas sebelum imam bangun dari ruku’ dan
saya turunkan sebelum imam turun. Wahai
Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang
melakukan shalat seperti itu, maka batal
shalatnya, dan di hari Kiamat nanti Allah
akan menyalin kepalanya dengan kepala
keledai. Kalau dengan cara tersebut saya
masih kalah, maka saya perintahkan
meremas-remas jari-jemarinya sehingga
bersuara, sedangkan ia sedang shalat,
karenanya ia termasuk orang-orang yang
bertasbih kepadaku padahal ia sedang shalat.
Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak
mempan, maka saya tiup hidungnya sehingga
ia menguap, sementara ia sedang shalat.
Kalau ia tidak menutupi mulutnya dengan
tangannya maka setan masuk kedalam
perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan
dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan
selalu mendengar dan taat kepadaku.
Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai
Muhammad, sementara saya memerintah
orang-orang miskin untuk meninggalkan
shalat, dan saya berkata kepadanya, “Shalat
bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya
kewajiban orang-orang yang diberi nikmat
oleh Allah”.
Saya pun berkata kepada orang yang sakit,
“Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah
kewajibanmu. Shalat hanyalah kewajiban
orang-orang yang diberi nikmat kesehatan.
Sebab Allah sudah berfirman, ‘…dan tidak
apa-apa bagi seorang yang sedang
sakit…’ (QS. An-Nur: 61). Kalau engkau
sudah sembuh baru melakukan shalat.
Akhirnya ia mati dalam kondisi kafir. Apabila
ia mati dengan meninggalkan shalat ketika
sedang sakit, maka ia akan bertemu Allah
dengan dimurkai.
Wahai Muhammad, jika saya menyimpang
dan berdusta kepadamu, maka hendaknya
engkau memohon kepada Allah agar saya
dijadikan debu yang lembut. Wahai
Muhammad, apakah engkau masih juga
merasa gembira terhadap ummatmu,
sementara saya bisa memurtadkan seperenam
dari ummatmu untuk keluar dari Islam?”
Kemudian Rasulullah SAW meneruskan
pertanyaannya, “Wahai mahluk yang
terkutuk, siapa teman dudukmu?”
“Orang-orang yang suka makan riba”, jawab
Iblis.
“Lalu siapa teman dekatmu?” tanya
Rasulullah SAW.
“Orang yang berzina”, jawab Iblis.
“Siapa teman tidurmu?” tanya Rasulullah
SAW.
“Orang yang mabuk”, jawab Iblis.
“Siapa tamumu?” tanya Rasulullah SAW.
“Pencuri”, jawab Iblis.
“Siapa utusanmu?” tanya Rasulullah SAW.
“Tukang sihir”, jawab Iblis.
“Apa yang menyenangkan pandangan
matamu?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang bersumpah dengan talak”,
jawab Iblis.
“Siapa kekasihmu?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang meninggalkan shalat Jum’at”,
jawab Iblis.
“Wahai mahluk yang terkutuk, apa yang
mengakibatkan punggungmu patah?” tanya
Rasulullah SAW.
“Suara ringkik kuda untuk berperang membela
agama Allah SWT”, jawab Iblis.
“Apa yang membuat hatimu panas?” tanya
Rasulullah SAW.
“Banyak beristighfar kepada Allah, baik di
malam hari maupun di siang hari”, jawab
Iblis.
“Apa yang membuatmu merasa malu dan
hina?” tanya Rasulullah SAW.
“Sedekah secara rahasia”, jawab Iblis.
“Apa yang menjadikan matamu buta?” tanya
Rasulullah SAW.
“Shalat diwaktu sahur”, jawab Iblis.
“Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?”
tanya Rasulullah SAW.
“Memperbanyak shalat berjamaah”, tutur
Iblis.
“Siapa orang yang paling membahagiakanmu
?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang sengaja meninggalkan shalat”,
tutur Iblis.
“Siapa yang paling celaka menurut engkau?”
tanya Rasulullah SAW.
“Orang-orang yang kikir”, jawab Iblis.
“Apa yang paling menyita pekerjaanmu?”
tanya Rasulullah SAW.
“Majelis orang-orang alim”, jawab Iblis.
“Bagaimana cara engkau makan?” tanya
Rasulullah SAW.
“Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku”,
jawab Iblis.
“Dimana engkau mencari tempat berteduh
untuk anak-anakmu diwaktu panas?” tanya
Rasulullah SAW.
“Di bawah kuku manusia”, jawab Iblis.
“Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta
kepada Tuhanmu?” tanya Rasulullah SAW.
“Sepuluh macam”, jawab Iblis.
“Apa saja itu wahai mahluk terkutuk?” tanya
Rasulullah SAW.
Iblis pun menjawab:
(1) “Saya meminta-Nya agar saya bisa
berserikat dengan anak-cucu Adam dalam
harta kekayaan dan anak-anak mereka.
Akhirnya Allah mengizinkanku berserikat
dalam kelompok mereka. Itulah maksud
firman Allah SWT: ‘Dan berserikatlah dengan
mereka pada harta dan anak-anak dan beri
janjilah mereka. Dan tidak ada yang
dijanjikan oleh setan kepada mereka
melainkan tipuan belaka’. QS. Al-Isra’: 64).
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya,
maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut
makan makanan yang bercampur riba dan
haram serta segala harta yang tidak
dimohonkan perlindungan kepada Allah dari
setan yang terkutuk.
(2) Setiap orang yang tidak memohon
perlindungan kepada Allah dari setan ketika
bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan
ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak
yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu
pula orang yang naik kendaraan dengan
maksud mencari penghasilan yang tidak
dihalalkan, maka saya adalah temannya.
Itulah maksud firman Allah SWT: ‘Dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan
berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki’.
(QS.Al-Isra’:64).
(3) Saya memohon kepada-Nya agar saya
punya rumah, maka rumahku adalah kamar
mandi.
(4) Saya memohon agar saya punya masjid,
akhirnya pasar menjadi masjidku.
(5) Saya memohon agar saya punya Al-
Qur’an, maka syair adalah Al-Qur’anku.
(6) Saya memohon agar saya punya adzan,
maka terompet adalah penggilan adzanku.
(7) Saya memohon kepada-Nya agar saya
punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk
adalah tempat tidurku.
(8) Saya memohon agar saya memiliki
teman-teman yang menolongku, maka
kelompok Al-Qadariyyah menjadi teman-
teman yang membantuku.
(9) Dan saya memohon agar saya memiliki
teman-teman dekat, maka orang-orang yang
menginfakkan harta
kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman
dekatku. Itulah maksud firman Allah SWT:
‘Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara setan dan setan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhannya’. (QS. Al-
Isra’: 27)”.
Rasulullah SAW berkata kepada Iblis,
“Andaikan tidak setiap apa yang engkau
ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari
Kitab Allah tentu aku tidak akan
membenarkanmu”.
Lalu Iblis berkata lagi,
10) “Wahai Muhammad, saya memohon
kepada Allah agar saya bisa melihat anak-
cucu Adam, sementara mereka tidak bisa
melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku
bisa mengalir melalui peredaran darah
mereka. Diriku bisa berjalan ke mana pun
sesuai kemauan diriku dan dengan cara
bagaimana pun. Kalau saya mau dalam
sesaat pun bisa. Kemudian Allah berfirman
kepadaku. ‘Engkau bisa melakukan apa saja
yang kau minta’. Akhirnya saya merasa
senang dan bangga sampai hari Kiamat.
Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih
banyak daripada orang yang mengikutimu.
Sebagian besar anak-cucu Adam akan
mengikutiku sampai hari Kiamat”.
Iblis melanjutkan lagi, “Saya memiliki anak
yang saya beri nama Atamah. Ia akan
kencing di telinga seorang hamba ketika ia
tidur meninggalkan shalat ‘Isya. Andaikan
tidak karenanya tentu manusia tidak akan
tidur terlebih dahulu sebelum menjalankan
shalat. Saya juga punya anak yang saya beri
nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang
hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan
rahasia dan ingin menutupinya, maka anak
saya tersebut senantiasa membatalkannya
dan dipamerkan di tengah-tengah manusia,
sehingga semua manusia tahu.
Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh
sembilan dari seratus pahala. Sehingga yang
tersisa hanya satu pahala. Sebab setiap
ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan
diberi seratus pahala. Saya punya anak lagi
yang bernama Kuhyal, dimana ia bertugas
mengusapi celak mata semua orang yang
sedang berada di majelis pengajian dan
ketika khatib sedang berkuthbah. Sehingga
mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak
bisa mendengarkan apa yang dibicarakan
para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan
ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya”.
Iblis melanjutkan lagi, “Setiap kali ada
perempuan keluar mesti ada setan yang
duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di
daging yang mengelilingi kukunya. Dimana
mereka akan menghiasi kepada orang-orang
yang melihatnya. Kedua setan itu kemudian
berkata kepadanya, ‘Keluarkan tanganmu’.
Akhirnya ia mengeluarkan tangannya,
kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan
nodanya”.
Iblis melanjutkan lagi, “Wahai Muhammad,
sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan
sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan
mengganggu dan menghiasi. Andaikan saya
memiliki hak dan kemampuan untuk
menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan
segelintir manusia pun di muka bumi ini yang
masih sempat mengucapkan dua kalimat
Syahadat, ‘Tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah Utusan-Nya’. Tidak akan
ada lagi orang yang shalat dan berpuasa.
Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak
berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun
kepada siapa saja. Akan tetapi engkau adalah
seorang utusan dan penyampai amanat dari
Allah.
Andaikan engkau memiliki hak dan
kemampuan untuk memberi hidayah, tentu
engkau tidak akan membiarkan
segelintir orang kafir pun di muka bumi ini.
Engkau hanyalah sebagai argumentasi
(Hujjah) Allah SWT terhadap mahluk-Nya.
Sementara saya hanyalah menjadi sebab
celakanya orang yang sebelumnya sudah
dicap oleh Allah sebagai orang celaka.
Orang yang bahagia dan beruntung adalah
orang yang dijadikan bahagia oleh Allah
sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang
yang celaka adalah orang yang dijadikan
celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya”.
Rasulullah SAW kemudian membacakan
firman Allah SWT:
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia
menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi
mereka senantiasa berselisih pendapat.
Kecuali orang-orang yang diberi Rahmat oleh
Tuhanmu”. (QS. Hud: 118-119). Kemudian
beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman
Allah SWT: “Dan adalah ketetapan Allah itu
suatu ketetapan yang pasti berlaku”. (QS. Al-
Ahzab: 38).
Lantas Rasulullah SAW berkata lagi kepada
iblis, “Wahai Abu Murrah (iblis), apakah
engkau masih mungkin bertobat dan kembali
kepada Allah, sementara saya akan
menjaminmu masuk surga”. Iblis menjawab,
“Wahai Rasulullah, ketentuan telah
memutuskan dan Qalam pun telah kering
dengan apa yang terjadi seperti ini hingga
hari Kiamat nanti. Maka Maha Suci Allah
Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para
Nabi dan Khathib para penduduk Surga, Dia
telah memilih dan mengkhususkan dirimu.
Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai
tuan orang-orang celaka dan Khatib para
penduduk Neraka. Saya adalah mahluk yang
celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa
yang saya beritahukan kepadamu, dan saya
mengatakan sejujurnya”.
Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam,
Awal dan Akhir, Dhahir dan Bathin. Dan
semoga Shalawat dan Salam sejahtera tetap
diberikan kepada seorang Nabi yang ummi
dan kepada para keluarga dan sahabatnya
serta para Utusan dan para Nabi.
catatan :
Apakah kita sudah luput dari “dendam” sang
iblis ? …
Kalau belum … jangan mengklaim diri bahwa
“aku sudah benar” apalagi berkhayal pada
posisi berma’rifatullah.